Putra Tidar


BOROBUDUR – Topeng Ireng Putra Tidar Borobudur mengambarkan tentang kehidupan orang-orang pedalaman dengan tradisi hidup dengan alam. Gerakan dari berbasic pada kesenian kobro siswo yang terdiri dari tujuh adegan salah satunya dayakkan yang diadopsi dari kehidupan orang Kalimantan pedalaman.
Kelompok kesenian topeng ireng dusun Bojong sendiri memiliki 60 orang anggota yang bermata pencaharian tetap sebagai petani dengan income yang tidak pasti.
Tari tradisional (Topeng Ireng, dayakan, ndayakan) memberi ruang bagi anak-anak Bojong, Wringin putih Borobudur Magelang wilayah yang dekat Candi Borobudur Kabupaten Magelang. untuk belajar apresiasi seni dan mengenal tradisi budaya masyarakat
Gelaran ini memberikan ruang bagi anak-anak terutama di kota ini untuk mengenal dan berapresiasi tentang tradisi budaya, terutama seni tari Topeng Ireng.
Akhir-akhir ini tarian Topeng Ireng berkembang di beberapa tempat di Kabupaten Sleman di perbatasan dengan Kabupaten Magelang. Mengenai asal-usul tarian itu, ia mengatakan, hingga saat ini belum diketahui tetapi para penarinya mengenakan pakaian mirip orang Indian di Amerika dengan kedua kaki dipasangi puluhan "kelinthing", sedangkan tarian diiringi tabuhan gamelan.
Tarian ini sedang mendapat tempat di hati masyarakat dan akhir-akhir ini perkembangannya di Borobudr khususnya luar biasa. Kostumnya yang ala Indian mungkin menjadi daya tarik tersendiri, tarian itu sejenis Kubro Siswo dan Badui, tarian tradisional yang berkembang terutama di kawasan gunung-gunung di Magelang.
Gerakan tari Topeng Ireng, katanya, menggambarkan masyarakat desa dan gunung-gunung di Kabupaten Magelang melakukan olah fisik setiap hari."Belum diketahui sejarahnya tetapi gerakan tariannya menggambarkan olah fisik orang-orang desa dan gunung-gunung, dengan iringan gamelan rampak.
Sejumlah grup tari Topeng Ireng yang sudah cukup ternama di daerah awal perkembangannya adalah "Sinar Mudo" (Wonoboyo, Muntilan), "Putra Rimba" (Ngadiwinatan, Borobudur), "Caping Ireng" (Pabelan II, Mungkid), "Santri Mudo" (Pasar Soko Talun, Dukun), grup "Lowo Ireng" (Sidomulyo, Salaman), "Seto Aji Kumitir" (Kepil, Dukun), "Satrio Mudo" (Gupit, Borobudur), "Gagak Ngampar" (Bandung Paten, Dukun), "Topeng Krido" (Pabelan IV, Mungkid), "Topeng Seto" (Cakran, Borobudur), "Anak Rimba" (Srigetan, Borobudur), dan "Topeng Purba" (Kurahan, Borobudur) di wilayah kami ada beberapa diantaranya Simo Merapi (Banjarsari, Wonokerto) dan Siswo Kawedar (Wonosari, Bangunkerto). Jenis seni tari ini merupakan metamorfosa antara tari ndayakan dan kubro siswo, kesenian tersebut dinilai merupakan jenis seni yang menampilkan gerakan-gerakan energik, dinamis, dan ekspresif, dengan diiringi oleh musik ritmis, tari-tarian yang ditempilkannya tersebut dapat tersaji secara atraktif. "Alunan nada bernuansa lagu-lagu agamis, menyatu dengan gerak dan teriakan-teriakan penari, membuat pertunjukan kesenian ini penuh dengan kedinamisan dan religiusitas.
Topeng ireng sebetulnya merupakan Toto lempeng iromo kenceng. Namun demikian, agar lebih diminati kaum muda, pengembangan unsur-unsur artistk yang ada dikreasikan dan dikemas, serta disesuaikan dengan tuntutan kualitas garapan koreografi seni pertunjukan yang inovatif. Sehingga, seni topeng ireng memiliki daya tarik tersendiri.
Sehingga bisa seperti sekarang ini, ragam dan corak kesenian kami juga beda, tidak monoton itu itu saja sehingga tak bosannya orang untuk mengunduh kesenian ini. Menjamurnya group kesenian Topeng Hitam tidak mengendurkan semangat justru menjadikan kami untuk lebih intropeksi dan giat untuk menciptakan ide/gagasan dalam berseni.
Kreativitas seni menciptakan kostum juga unik, ada yang "ndayak" modern, "ndayak" klasik dan yang sedang dikembangkan yaitu "ndayak" grasak. Sekilas tentang "ndayak' grasak, menggunakan kostum dari alam sekitar, daun pakis, gedebok pisang yang dikeringkan, terciptalah kostum yang menurut saya sangat menarik, unik, dan kreatif, tarian dari grasak juga berbeda dari topeng hitam pada umumnya, sungguh tercipta tarian yang exotis, ramai dengan hentakan kaki yang serentak disertai bunyi kelinthing. Anak anak di Dusun Bojong kami juga ikut partisipasi dengan tarian yang sangat menakjubkan,Ya demikian sekilas tentang kesenian Topeng Ireng Putra Tidar dari dusun kami, Dusun Bojong, Wringin Putih, Borobudur, Magelang, 56553.

 


 
 


Krido Mudho

TOPENG IRENG ANAK KRIDHO MUDHO
Dk. Tarusari Ds. Tarubatang Kec. Selo - Boyolali